Muhammad Kenzie Ramadhan

Review Film: How To Make Millions Before Grandma Dies



Thailand lagi-lagi melahirkan film yang hebat dalam mengoyak hati hingga menguras air mata, kali ini lewat How To Make Millions Before Grandma Dies atau Lahn Mah.

Tidak ada yang megah dalam film ini. How To Make Millions Before Grandma Dies hanya bertutur soal hubungan seorang nenek dengan cucu dan tiga anaknya.

Namun, sutradara Pat Boonnitipat berhasil menciptakan keindahan dengan modal premis sederhana itu. Ia membangun cerita sepenuh hati sehingga film ini menghasilkan kisah emosional tanpa perlu bermewah-mewahan.

Pat Boonnitipat sepertinya mengerahkan otak dan tenaga untuk memusatkan cerita terhadap dua hal: kedekatan dan emosi.

Saya meyakini sang sutradara menyadari bahwa cerita yang bersifat personal punya kekuatan besar bagi penonton. Hal itu rasanya menjadi alasan Boonitipat memilih hubungan keluarga lintas generasi sebagai pusat cerita.

Ia menjadi punya banyak modal mengeksplorasi berbagai bentuk hubungan, seperti nenek-cucu, ibu-anak, kakak-adik, bahkan hingga keponakan-paman.


Berbagai macam hubungan itu juga mempunyai lapisan-lapisannya sendiri yang khas serta personal. Lapisan itu berkaitan dengan pola hubungan keluarga Asia yang sering dikenal kaku dan susah mengekspresikan cinta maupun afeksi.

Di antara beragam bentuk itu, sang sutradara kemudian memilih hubungan cucu-nenek sebagai nyawa cerita lewat karakter M (Billkin) dan Meng Ju atau Amah (Taew Usa Semkhum).

Perjalanan M menggaet hati Amah yang semula dilakukan demi mengejar harta dikembangkan menjadi begitu indah. Sutradara menyuguhkan perjalanan itu dengan begitu tulus dan amat manusiawi.

Cerita yang dikemas itu juga tidak berusaha menggurui. Entah siapa yang lebih muda atau tua, setiap orang digambarkan memiliki sudut pandang masing-masing dalam sebuah keluarga.

Kemampuan untuk tetap realistis dan membumi itu rasanya menjadikan How To Make Millions Before Grandma Dies mudah diterima penonton. Ia membawa pesan universal yang dekat dengan semua kalangan.

Usai sanggup menggaet hati penonton melalui cerita yang personal, sang sutradara lantas mengoyak-oyak itu semua lewat suguhan drama emosional.

Hingga kemudian, How To Make Millions Before Grandma Dies meruntuhkan pertahanan penonton lewat dialog dan adegan tearjerker selama 30 menit akhir cerita.

Menariknya, sang sutradara tidak menyuguhkan satu adegan klimaks yang menjadi gong tangis penonton. Ia justru menampilkan itu seperti ombak yang menderu, sehingga emosinya dapat terus mengalir hingga ujung film.

Adegan-adegan itu menciptakan momentum haru yang membuat air mata kian sulit terbendung. Ia berhasil menyentuh emosi dari segala sisi. Air mata haru pun bak menjadi jaminan setelah menyaksikan film tersebut.

Keunggulan dalam cerita itu pun disempurnakan dengan penampilan dari para pemeran. Sebagian besar aktor sukses menyuguhkan akting menawan sehingga setiap adegannya terasa hidup.


Namun, sorotan utama tertuju kepada Billkin dan Taew Usa Semkhum yang memerankan M dan Amah. Billkin berhasil membuktikan reputasi dirinya sebagai aktor Thailand generasi muda yang layak diperhitungkan.

Ia sanggup memerankan M yang terus mengalami perubahan karakter sepanjang cerita, mulai dari bocah remaja cuek hingga menjadi laki-laki dewasa yang mulai memahami arti sebuah keluarga.

Taew Usa Semkhum juga tidak kalah mengesankan saat menjadi Amah, sang nenek. Emosi seorang nenek yang merasa kehampaan pada masa senja tersampaikan dengan manis dan amat menyentuh berkat penampilan sang aktris.

How To Make Millions Before Grandma Dies kian indah berkat dentingan piano yang mendominasi scoring musik. Alunan melodi itu rasanya amat pas untuk mengiringi perjalanan M dan Amah yang syahdu.


Sumber : https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20240517150039-220-1098975/review-film-how-to-make-millions-before-grandma-dies.

Posting Komentar

0 Komentar